Ardhito Pramono mengaku sangat senang bisa kembali tampil di panggung Jazz Traffic Festival 2024 pada Minggu (15/0/2024) malam.
“Rasanya seru, karena Jazz Traffic Festival yang sebelumnya meninggalkan kesan yang baik banget untuk saya,” ucap Ardhito dalam konferensi pers di Grand City Mall, Surabaya.
Menurutnya, Jazz Traffic Festival menjadi ajang reuni yang istimewa untuk teman-teman musisi dan pecinta musik jazz.
“Senang banget tadi bisa ketemu sama Mas Dewa Budjana, Mas Balawan, dan Mas Tohpati. Wah, jadi ajang reuni sama teman-teman jazz,” ungkapnya.
Lagu khusus yang dibawakan Ardhito Pramono pada penampilannya kali ini adalah ‘Walking Up Together With You’, sebuah single terbaru yang di rilis pada Juni tahun lalu.
Ia juga merasa sangat gembira saat melihat respons antusias penonton terhadap lagu tersebut.
Selain itu, Ardhito juga menjelaskan terkait perubahan lanskap promosi musik saat ini, di mana TikTok dan media sosial kini memegang peranan besar.
“Saya ini ada di masa peralihan, di mana promosi musik itu tidak lewat TikTok. Tapi sekarang impact TikTok atau digital social media itu sangat luar biasa. Di mana baru kita baru mulai intronya saja, orang-orang udah tau lagunya itu,” ujarnya.
Lebih lanjut, ia juga mengungkapkan kekhawatirannya terhadap teknologi AI dalam musik. Menurutnya AI bisa menjadi tantangan yang mengerikan bagi para musisi, terutama ketika AI mulai memahami dan menciptakan nuansa musik.
“Ya kita tau, Artificial Intelligence kan dalam sehari aja bisa mempelajari banyak hal begitu. Agak menyeramkannya saat nanti mungkin AI udah bisa belajar tentang bagaimana memberikan rasa kepada sebuah lagu, bagaimana memberikan sebuah nuansa dari sebuah lagu tahun 80-an misalnya,” tegasnya.
“Lalu bagaimana cara kita melawan hal itu, ya tetap dengan membuat lagu bagus aja, mungkin suatu hari kita bisa tau celahnya untuk mengalahkan teknologi,” lanjutnya.
Ia juga percaya bahwa pertunjukan musik secara langsung seperti konser jazz tidak dapat digantikan oleh teknologi, karena energi dan kehadiran musisi di panggung adalah hal yang unik dan tak tergantikan.
“Dan mungkin konser-konser seperti jazz traffic itu gabisa di replace dari AI gitu, tidak bisa digantikan karena mungkin pertunjukan musik secara performative itu gak bisa dibikin gitu, energi kita (musisi) di atas panggung itu gak bisa digantikan oleh teknologi AI sekalipun,” jelasnya.
Sebagai informasi, di penghujung tahun 2024 Ardhito Pramono akan merilis album baru bergenre pop bersama band barunya ‘Wijaya 80’.
Ardhito menjelaskan dalam albumnya kali ini, band-nya terinspirasi dari berbagai musisi dari label era lama yakni tahun 80-an, seperti The Jacksons dan Vina Panduwinata. Ia menganggap bahwa musik era tersebut memiliki keaslian yang khas.
“Kami mencoba untuk memberikan lagi sentuhan dari musik-musik kejayaan tahun 80an itu, Karena menurut kami originalitas musik itu berarti di tahun 80an itu, sisanya tahun 90an dan tahun 2000an hanya mengulang. Jadi ya untuk apresiasi kami terhadap musik-musik tahun 80an,” pungkasnya. (ike/saf/faz)